Chairul Tanjung Si Anak Singkong


Penyusun                     : Tjahja Gunawan Diredja

Penerbit                       : Kompas

Jumlah halaman           : xvi + 384 hlm

Desain sampul dan Isi : Tedja A., Aria D. Amir, dan A.N. Rahmawanta


Buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong terdiri dari 40 bab. Masing-masing bab menyajikan sebuah perjalanan hidup seorang Chairul Tanjung. Awal bab dimulai dengan perjalanan Chairul Tanjung ketika akan masuk Perguruan Tinggi. Kemudian bab-bab selanjutnya terus menceritakan kehidupannya selama di kampus Universitas Indonesia. Mulai dari jadi juragan fotokopi sampai jadi penjual alat kedokteran.

Setelah menceritakan kehidupannya selama di kampus, bab-bab selanjutnya dari buku ini menceritakan kehidupan Chairul tanjung ketika masih kecil. Ketika masih kecil, dia dan keluarganya hampir tidak bisa membayar zakat fitrah kalau saja ayahnya tidak pulang. Selain itu waktu SD, Chairul Tanjung pernah ditugaskan berjualan es mambo, kacang, dan jajanan lainnya di depan kelas.

Bagian-bagian berikutnya dari buku ini, kembali mengisahkan Chairul Tanjung ketika sudah lulus kuliah dan menjalankan bisnis. Mulai dari bisnis Pabrik Sandal, membeli Bank Mega yang lagi krisis kemudian membenahinya hingga sukses, Mengelola Trans 7, sampai membeli Carrefour.

Buku ini juga mengisahkan kiprah Chairul Tanjung di luar dunia bisnis. Diantaranya pernah menjadi ketua umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk periode 2001-2005, mendirikan sekolah unggulan gratis bagi warga miskin, menggagas visi Indonesia 2030, sampai menjadi Wakil Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia.

Keseluruhan bab dari buku ini, ditutup dengan bagian epilog (bab 40) yang sangat penting. Judul dari bab ini adalah “Saya Sekarang adalah Akumulasi Masa lalu”. Isi dari bagian ini merupakan kesimpulan dan pelajaran yang sangat berharga bagi pembaca. Salah satu kesimpulan yang bisa diambil pembaca bisa tergambar dari kutipan berikut ini.

Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan. Hal itu juga harus dibarengi dengan sikap pantang menyerah dan tidak cepat putus asa. Semua cita-cita dan ambisi hanya bisa direngkuh apabila kita mau terus belajar berbagai hal, di mana pun dan kepada siapa pun.



Pendapat Saya Tentang Buku Ini

Awalnya saya tertarik untuk membeli buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong adalah karena rasa ingin tahu dengan sosok pemilik perusahaan-perusahaan besar ini. Dari berbagai sumber saya tahu, katanya Trans 7 punya Chairul Tanjung, Carrefour punya Chairul Tanjung, Bank Mega punya Chairul Tanjung, Trans Studio punya Chairul Tanjung, dan yang lainnya.


Setelah melihat buku ini, kesan pertamanya adalah “Tebal banget”. Jarang saya membaca buku setebal ini kecuali buku-buku novel. Tapi karena sudah membelinya, akhirnya buku tersebut mulai saya baca.


Sebenarnya kisah hidup tokoh utama dalam buku ini sangat luar biasa, tetapi cara menyampaikannya yang biasa. Mungkin akan semakin menarik dan hidup kalau dalam buku ini juga disajikan dialog-dialog langusng diantara para tokohnya.


Secara keseluruhan, sebagai penikmat buku saya suka buku ini karena memang saya suka membaca kisah hidup orang-orang sukses. Ada banyak pelajaran dan manfaat yang bisa saya ambil dari buku ini. Untuk anda yang suka baca buku, terutama buku-buku mengenai kisah hidup orang sukses, maka buku ini harus anda baca.


Saran Saya Tentang Buku Ini

Semoga ada lagi buku ini versi selanjutnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Chairul Tanjung Si Anak Singkong"

Posting Komentar